Kesibukan
jakarta pagi ini membangunkan aku dari tidur ku. Rasanya aku ingin marah dengan
warga di sekitar rumah ku ini kenapa pagi pagi sukanya membuat keributan. Padahal
hari ini adalah hari minggu. Ada yang berteriak “sayurrrrrr...” , ada yang
menyetel lagu danggut dengat volume kencang, bahkan ada yang berteriak memaki
“aduuuh cucian gue banyak bange ini, punya anak perawan gak punya kesadaran
banget sih. Bukannya bantuin orang tua !!!”. Ya inilah dukanya tinggal di gang
kumuh pelosok jakarta. Semua hal yang simpel dibuat ribut. Padahal semuanya
bisa diselesaikan dengan baik, tidak perlu membentak ataupun berteriak sampai
membuat tetangga yang sedang tidur terbangun.
Aku
nada, umurku masih 17 tahun. Seperti yang kalian tau dari atas aku tinggal di
pemukiman padat kota jakarta. Hidupku sangat sederhana. Aku hanya tinggal
dengan ibu dan kakak laki-laki ku. Ayah ku sudah tidak ada. Sejak aku berusia 5
tahun ia sudah meninggalkan ku. Entah apa polemik yang membuat ayah
meninggalkan kami karena ibu tidak pernah bercerita dengan aku dan kakak ku.
Tetapi yang sering tetangga bilang ayah itu orang jahat. Ia suka memukul ibu
jika ia tak punya uang, dan katanya ia meninggalkan ibu karena menikah dnegan
wanita lain. Yaaah persetan lah dengan keadaan ayah ku. Aku tidak perduli saat
ini dia masih hidup atau tidak yang jelas ia tidak pernah menafkahi aku dan
keluaga. Yang ia lakukan hanya menanam sperma di dalam rahim ibu saja. Setelah
itu ia pergi mencari kesenangan duniawinya. dari cerita singkatnya saja aku
sudah bisa menebak jika ayahku bukan manusia baik.
Rasanya
aku malas bangkit dari kasur ini. Walaupun kasur yang aku tiduri sangat tipis
tapi aku nyaman berada disini. Rasa bising diluar bisa aku minimalisir
dengan membekap kepalaku mengguanakan bantal. Tetapi kali ini ada yang
memaksaku untuk turun dari tempat tidur ku. “gumpraaang !!!” suara apa itu?
Batinku bertanya. Sepertinya suara itu terdengar sangat jelas sekali. Apa
jangan jangan berasal dari dalam rumahku?. Ah mungkin saja ibu ku tidak sengaja
menjatuhkan piring kelantai karena sangat sibuknya dia berdagang nasi uduk di
depan rumah ku. Tapi suara itu di susul dengan tangisan dan makian yang sangat
keras. Sejenak aku berpikir. Itu adalah suara ibuku. Segera aku keluar dari
kamarku menuju sumber suara itu. rupanya suara itu berasal dari ruang tamu ku.
Aku melihat dua orang lelaki dengan perawakan yang besar sedang memukul ibu ku
sampai ibu ku tersungkur ke lantai. Dan salah seorang lelaki itu berkata
“pokoknya saya tidak mau tau bu kalau sampai minggu depan ibu tidak melunasi
hutang ibu yang 10 juta ibu akan mendapatkan akibatnya yang lebih dari pada
ini”. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Yang aku lakukan hanyalah berdiri
ditempat dengan mulut terkatup rapat dan aku sibuk dengan kalimat yang terlintas
didalam otakku, ternyata hutang keluargaku sudah sampai 10 juta. Setelah kedua
orang pria itu pergi aku segera menghampiri ibu ku. “sudah tidak apa-apa nak,
ibu baik-baik saja” sepertinya ia sudah paham apa yang akan aku katakan
“cepatlah kamu mandi dan pergi kesekolah. Kakakmu sudah pergi dari jam 5 subuh
tadi katanya ia akan menyiapkan kelasnya untuk acara ulang tahun sekolah degan
teman temannya” tanpa membantah aku segera pergi kekamar mandi. Saat waktu
menunjukan puluk 06.55 aku berangkat kesekolah. Sekolahku tidak jauh dari rumah
hanya membutuhkan waktu 5 menit sudah sampai. Aku jalan dengan otak yang sibuk
memikirkan kejadian yang tadi. Sebenarnya kejadian yang tadi aku alami bukanlah
kali pertamanya. Tapi yang sangat aku bebankan adalah jumlah hutang keluarga ku
sudah mencapai 10 juta. Rentenir itu sangat kejam, mereka suka meminjamkan uang
kepada orang lain dengan bunga besar. Aku berfikir keras bagaimana caranya aku
bisa membantu ibu ku melunasi semua hutangnya.
Akhirnya
pada saat istirahat aku memberanikan diri untuk meminjam uang dengan alika.
Alika terkenal dengan keglamorannya. “oh lo mau minjem duit sama gue? Gimana
kalo lo kerja aja sama gue” dengan ia menawarkan pekerjaan akupun sangat
antusias. Akhirnya sepulang sekolah aku diajak olehnya kerumahnya. Diluar
bayanganku rumahnya sangat jelek. Aku pikir alika anak orang kaya karena hidup
dengan glamor “gue bisa bergaya kaya gini karena gue kerja” itu yang ia katakan
kepada ku saat aku memasuki kamarnya yang kecil dan sumpek ini. Setelah ia memberikan
minum kepadaku ia menceritakan tentang pekerjaan yang ia lakukan selama ini.
Yang aku kaget ternyata ia bekerja sebagai pemuas nafsu para lelaki. “Boleh
dibilang gue ini simpenan om-om nad” iya berbicara dnegan ku sambil menghisal
rokoknya ditagan. “gimana lo mau gak bisa ngelunasin utang keluarga lo? Udah
gitu lo bisa idup kaya gue tanpa susah lagi nantinya. Soal dosa mah jangan
dipikirin kalo udah tua baru kita tobat”. Dengan bujukan yang alika berikan
kepadaku akhirnya aku bersedia untuk melakukan itu.
Singkat
cerita semuanya telah terjadi. Aku sudah menjual apa yang berharga didalam diri
wanita. Semua aku lakukian dnegan terpaksa. Aku menangis dirumah alika, tetapi
dia malah berkata “lemah lo, begitu aja mewek. Gimana lo mau jadi orang kaya
coba !!” bentak dia kepada ku. Semua sudah terlanjur. Uang hasil pekerjaan ku
pun sudah ditangan ku. Akhirnya aku pulang kerumah dengan membawa uang itu. Diam diam aku letakan semua
itu didalam lemari ibu. Aku menyesal dengan semua yang aku lakukan. Tapi aku puas
setidaknya aku bisa melunasi hutang ibu ku. Aku tidak bisa membayangkan
bagaimana jika ibu ku tau. Kira-kira seberapa besar dosa yang di tanggung aku.
Apakah ibuku juga menanggu dosa yang telah aku lakuakan?. Rasanya percuma aku
menyesalinya. Daripada aku dirumah dengan fikiran ini lebih baik aku pergi
kerumah alika. Tetapi sesuatu yang buruk terjadi menimpaku di tengah
perjalanan. Saat aku ingin menyebrang jalan aku tidak melihat jika ada truk
yang ingin lewat di hadapanku, aku tetap masih sibuk dengan fikiran yang masih
menyesal. Daaaan, “bruuuuk !!!” suara yang sangat keras terdengar di telingaku.
Saat itu aku merasa tubuhku seperti melayang diudara. Saat itu akumerasa nyaman
karena sepertinya perasaan menyesal yang menjadi beban seolah olah hilang dengan
sendirinya. Mungkinkah truk itu yang menghapus beban difikiran ku? Tiba-tiba
semuanya gelap, Sunyi, dan senyap. Mungkinkah ini cara tuhan untuk membuat aku
lupa dengan masalahku. Jika ia, kenapa tuhan masih baik denganku padaha aku
sudah berbuat dosa besar.
Saat
aku membuka mata, yang aku lihat adalah langit-langit kamar yang putih. Disini
aku mencium bau karbol yang sangan menusuk hidung ku. Akupun mendengar suara
isak tangin yang setelah aku lihat itu adalah ibu dan kakak ku. Dan
disampingnya aku melihat ada seorang dokter dan seorang oerawat yang aku kenali
dari seragam yang mereka kenakan. Tetapi disamping mereka aku melihat seorang
yang aku tidak tau siapa. Entah pria atau wanita. Wajahnya tidak bisa aku lihat
karena terhalang oleh cahaya yang bersinar dengan terang. Suara tangisan itu
sisusul dengan dengan suara yang menyubut-nyebut nama ku. Entah apa yang akan
dilakukan dokter dan perawat itu terhadap tubuhku. Yang jelas saat aku ingin
memutar arah wajahku kehadapan ibu dan kakak ku, aku melihat orang asing itu
semakin mendekati ku. Bahkan cahaya yang memancar dari wajahnya menyilaukan
pandanganku sehingga aku tidsak bisa melihat wajah ibu dan kakak ku. Tiba-tiba
semua gelap kembali. Yanga ada hanyalah suara satu nada datar yang keluar dari alat disamping ku
“tuuuuuut...”. setelah itu tidak ada apa-apa lagi yang terjadi. Seperti pudar
tapi masih membekas. Seperti hambar tapi masih terasa. Seperti gelap tapi masih
terlihat jelas. Aku harap tuhan masih mau memberikan separu tempat di surga
nanti untuk ku beristirahat. Jadi aku bisa membaginya untuk ibu dan kakak nanti
jika kami bertemu.