BAB 10 PENGARUH KELAS
SOSIAL DAN STATUS
1. JENJANG SOSIAL
Kelas sosial
didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan
sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini
memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara
sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih
sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu
lapisan yang kurang lebih sama pula.
2. PENGERTIAN JENJANG SOSIAL
Kelas sosial
didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki
status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif
mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status
yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun
dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan
demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial
lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada
mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen
membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota
kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen
mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk
tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.
Pendekatan yang
sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang
luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari
kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial,
ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan
perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota
kelas sosial lainnya.
Para individu dapat
berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan
kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh
orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai
peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.
Dengan mengenal bahwa
para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati
para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan
simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun
sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang
lebih rendah.
3. FAKTOR PENENTU KELAS SOSIAL
Apakah yang menyebabkan
seseorang tergolong ke dalam suatu kelas sosial tertentu? Jawaban terhadap
pertanyaan tersebut sangat beragam, karena strata sosial dalam masyarakat dapat
terjadi dengan sendirinya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan masyarakat
itu sendiri atau terjadi dengan sengaja disusun untuk mengejar tujuan-tujuan
atau kepentingan-kepentingan bersama. Secara ideal semua manusia pada dasarnya
sederajat. Namun secara realitas, disadari ataupun tidak ada orang-orang yang
dipandang tinggi kedudukannya dan ada pula yang dipandang rendah kedudukannya.
Dalam istilah sosiologi kedudukan seseorang dalam masyarakat disebut status
atau kedudukan sosial (posisi seseorang dalam suatu pola hubungan sosial yang
tertentu). Status merupakan unsur utama pembentukan strata sosial, karena
status mengandung aspek struktural dan aspek fungsional. Aspek struktural
adalah aspek yang menunjukkan adanya kedudukan - tinggi dan rendah dalam
hubungan antar status. Aspek fungsional, yaitu aspek yang menunjukkan adanya
hak-hak dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh penyandang status.
Talcott Persons,
menyebutkan ada lima menentukan tinggi rendahnya status seseorang, yaitu:
1. Kriteria kelahiran (ras, kebangsawanan,
jenis keCamin,
2. Kualitas atau mutu pribadi (umur,
kearifan atau kebijaksanaan)
3. Prestasi (kesuksesan usaha, pangkat,
4. Pemilikan atau kekayaan (kekayaan harta
benda)
Otoritas (kekuasaan dan
wewenang: kemampuan-untuk menguasai/ mempengaruhi orang lain sehingga orang itu
mau bertindak sesuai dengan yang diinginkan tanpa perlawanan)
Beberapa indikator lain
yang berpengaruh terhadap pembentukan kelas sosial, yaitu:
A. Kekayaan
Untuk memahami peran
uang dalam menentukan strata sosiai/kelas sosial, kita harus menyadari bahwa
pada dasamya kelas sosial merupakan suatu cara hidup. Artinya bahwa pada kelas-kelas
sosial tertentu, memiliki cara hidup atau pola hidup tertentu pula, dan untuk
menopang cara hidup tersebut diperlukan biaya dalam hal ini uang memiliki peran
untuk menopang cara hidup kelas sosial tertentu.
Sebagai contoh: dalam
kelas sosial atas tentunya diperlukan banyak sekali uang untuk dapat hidup
menurut tata cara kelas sosial tersebut. Namun demikian, jumlah uang sebanyak
apa pun tidak menjamin segera mendapatkan status kelas sosial atas. "Orang
Kaya Baru" (OKB) mungkin mempunyai banyak uang, tetapi mereka tidak
otomatis memiliki atau mencerminkan cara hidup orang kelas sosial atas. OKB
yang tidak dilahirkan dan disosiaiisasikan dalam sub-kultur kelas sosial atas,
maka dapat dipastikan bahwa sekali-sekali ia akan melakukan kekeliruan, dan kekeliruan
itu akan menyingkap sikap kemampuannya yang asli. Untuk memasuki suatu status
baru, maka dituntut untuk memiliki sikap, perasaan, dan reaksi yang merupakan
kebiasaan orang status yang akan dituju, dan hal ini diperlukan waktu yang
tidak singkat.
Uang juga memiliki
makna halus lainnya. Penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan profesional
lebih memiliki prestise daripada penghasilan yang berujud upah dari pekerjaan
kasar. Uang yang diperoleh dari pekerjaan halal lebih memiliki prestise
daripada uang hasil perjudian atau korupsi. Dengan demikian, sumber dan jenis
penghasilan seseorang memberi gambaran tentang latar belakang keluarga dan
kemungkinan cara hidupnya.
Jadi, uang memang
merupakan determinan kelas sosiai yang penting; hal tersebut sebagian disebabkan
oleh perannya dalam memberikan gambaran tentang latar belakang keluarga dan
cara hidup seseorang.
B. Pekerjaan
Dengan semakin
beragamnya pekerjaan yang terspesialisasi kedalam jenis-jenis pekerjaan
tertentu, kita secara sadar atau tidak bahwa beberapa jenis pekerjaan tertentu
lebih terhormat daripada jenis pekerjaan lainnya. Hal ini dapat kita lihat pada
masyarakat Cina klasik, dimana mereka lebih menghormati ilmuwan dan memandang
rendah serdadu; Sedangkan orang-orang Nazi Jerman bersikap sebaliknya.
Mengapa suatu jenis
pekerjaan harus memiliki prestise yang lebih tinggi daripada jenis pekerjaan
lainnya. Hal ini merupakan masalah yang sudah lama menarik perhatian para ahli
ilmu sosial. Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memberi
penghasilan yang lebih tinggi; meskipun demikian terdapat banyak pengecualian
(?). Jenis-jenis pekerjaan yang berprestise tinggi pada umumnya memerlukan
pendidikan tinggi, meskipun korelasinya masih jauh dari sempuma. Demikian
halnya pentingnya peran suatu jenis pekerjaan bukanlah kriteria yang memuaskan
sebagai faktor determinan strata sosial, Karena bagaimana mungkin kita bisa
mengatakan bahwa pekerjaan seorang petani atau polisi kurang berharga bagi
masyarakat daripada pekerjaan seorang penasihat hukum atau ahli ekonomi ?
Sebenarnya, pemungut sampah yang jenjang prestisenya rendah itulah yang mungkin
merupakan pekerja yang memiliki peran penting dari semua pekerja dalam
peradaban kota! Pekerjaan merupakan aspek strata sosial yang penting, karena begitu
banyak segi kehidupan lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kita
mengetahui jenis pekerjaan seseorang, maka kita bisa menduga tinggi rendahnya
pendidikan, standar hidup, pertemanannya, jam kerja, dan kebiasaan sehari-hari
keluarga orang tersebut. Kita bahkan bisa menduga selera bacaan, selera
rekreasi, standar moral, dan bahkan orientasi keagamaannya. Dengan kata lain,
setiap jenis pekerjaan merupakan bagian dari cara hidup yang sangat berbeda
dengan jenis pekerjaan lainnya.
Keseluruhan cara hidup
seseoranglah yang pada akhimya menentukan pada strata sosial mana orang itu
digolongkan. Pekerjaan merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengetahui
cara hidup seseorang. Oleh karena itu, pekerjaan-pun merupakan indikator
terbaik untuk mengetahui strata sosial seseorang.
C. Pendidikan
Kelas sosial dan
pendidikan saling mempengaruhi sekurang-kurangnya dalam dua hal. Pertama,
pendidikan yang tinggi memerlukan uang dan motivasi. Kedua, jenis dan tinggi
rendahnya pendidikan mempengaruhi jenjang kelas sosia. Pendidikan tidak hanya
sekedar memberikan ketrampilan kerja, tetapi juga melahirkan perubahan mental,
selera, minat, tujuan, etiket, cara berbicara - perubahan dalam keseluruhan
cara hidup seseorang.
Dalam beberapa hal,
pendidikan malah lebih penting daripada pekerjaan. De Fronzo (1973) menemukan
bahwa dalam segi sikap pribadi dan perilaku sosial para pekerja kasar sangat
berbeda dengan para karyawan kantor. Namun demikian, perbedaan itu sebagian
besar tidak tampak bilamana tingkat pendidikan mereka sebanding.
4. PENGUKURAN KELAS SOSIAL
Pembagian Kelas Sosial
terdiri atas 3 bagian yaitu:
A. Berdasarkan Status Ekonomi.
1. Aristoteles membagi masyarakat secara
ekonomi menjadi kelas atau golongan:
· Golongan sangat kaya(pertama)
merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha,
tuan tanah dan bangsawan.
· Golongan kaya(kedua) : merupakan
golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari
para pedagang, dsbnya.
· Golongan miskin(ketiga) : merupakan
golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
2. Karl Marx juga membagi masyarakat
menjadi tiga golongan, yakni:
· Golongan kapitalis atau borjuis :
adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
· Golongan menengah : terdiri dari para
pegawai pemerintah.
· Golongan proletar : adalah mereka yang
tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh
atau pekerja pabrik.
Menurut Karl Marx
golongan menengah cenderung dimasukkan ke golongan kapatalis karena dalam
kenyataannya golongan ini adalah pembela setia kaum kapitalis. Dengan demikian,
dalam kenyataannya hanya terdapat dua golongan masyarakat, yakni golongan
kapitalis atau borjuis dan golongan proletar.
3. Pada masyarakat Amerika Serikat,
pelapisan masyarakat dibagi menjadi enam kelas yakni:
· Kelas sosial atas lapisan atas (
Upper-upper class) : keluarga-keluarga yang telah lama kaya.
· Kelas sosial atas lapisan bawah (
Lower-upper class) : belum lama menjadi kaya
· Kelas sosial menengah lapisan atas (
Upper-middle class) : pengusaha, kaum professional
· Kelas sosial menengah lapisan bawah (
Lower-middle class) : pegawai pemerintah, kaum semi profesional, supervisor,
pengrajin terkemuka
· Kelas sosial bawah lapisan atas (
Upper lower class) : pekerja tetap (golongan pekerja)
· Kelas sosial lapisan sosial
bawah-lapisan bawah ( Lower-lower class) : para pekerja tidak tetap,
pengangguran, buruh musiman, orang bergantung pada tunjangan.
4. Dalam masyarakat Eropa dikenal 4 kelas,
yakni:
· Kelas puncak (top class)
· Kelas menengah berpendidikan (academic
middle class)
· Kelas menengah ekonomi (economic
middle class)
· Kelas pekerja (workmen dan
Formensclass)
· Kelas bawah (underdog class)
b. Berdasarkan Status Sosial
Kelas sosial timbul
karena adanya perbedaan dalam penghormatan dan status sosialnya. Misalnya,
seorang anggota masyarakat dipandang terhormat karena memiliki status sosial
yang tinggi, dan seorang anggota masyarakat dipandang rendah karena memiliki
status sosial yang rendah.
Contoh :
Pada masyarakat Bali,
masyarakatnya dibagi dalam empat kasta, yakni Brahmana, Satria, Waisya dan Sudra.
Ketiga kasta pertama disebut Triwangsa. Kasta keempat disebut Jaba. Sebagai
tanda pengenalannya dapat kita temukan dari gelar seseorang. Gelar Ida Bagus
dipakai oleh kasta Brahmana, gelar cokorda, Dewa, Ngakan dipakai oleh kasta
Satria. Gelar Bagus, I Gusti dan Gusti dipakai oleh kasta Waisya, sedangkan
gelar Pande, Khon, Pasek dipakai oleh kasta Sudra.
c. Berdasarkan Status Politik
Secara politik, kelas
sosial didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Seseorang yang mempunyai
wewenang atau kuasa umumnya berada dilapisan tinggi, sedangkan yang tidak punya
wewenang berada dilapisan bawah. Kelompok kelas sosial atas antara lain:
- pejabat eksekutif,
tingkat pusat maupun desa.
- pejabat legislatif,
dan
- pejabat yudikatif.
Pembagian kelas-kelas
sosial dapat kita lihat dengan jelas pada hirarki militer.
A. Kelas Sosial Atas
(perwira) Dari pangkat Kapten hingga Jendral
B. Kelas sosial
menengah (Bintara) Dari pangkat Sersan dua hingga Sersan mayor
C. Kelas sosial bawah
(Tamtama) Dari pangkat Prajurit hingga Kopral kepala
5. APAKAH KELAS SOSIAL BERUBAH?
Kelas sosial akan pasti
berubah, sama halnya seperti roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang
seseorang berada dalam status sosial yang tinggi atau berada saat mapan atau di
hormati, tetapi terkadang lambat laun akan berada di posisi bawah, yaitu ketika
mereka tidak lagi berjaya, kaya, atau di hormati seperti sebelum – sebelumnya.
Ketika kelas sosial berubah perubahan itu juga akan mempengaruhi perilaku dan
selera konsumen terhadap suatu barang. Misalnya seorang yang biasa mengkonsumsi
nasi dari beras yang mempunyai kualitas yang rendah, tetapi apabila ia menjadi
kaya atau memperoleh rezeki yang berlebih maka ia akan merubah beras yang di
konsumsi dari yang berkualitas rendah ke kualitas yang lebih tinggi. Dan ini
juga bisa mempengaruhi berbagai permintaan produksi suatu barang maupun jasa.
6. PEMASARAN PADA SEGMEN PASAR BERDASAR
KELAS SOSIAL
Pemasaran pada segmen
pasar berdasarkan kelas sosial berbeda – beda sesuai dengan kelas sosial yang
ingin di tuju. Bisa dilihat apabila ingin memasarkan suatu produk yang
mempunyai kelas sosial yang tinggi biasanya menggunakan iklan yang premium atau
bisa di bilang lebih eksklusif karena dapat diketahui bahwa orang – orang yang
berada di kelas sosial atau memiliki status sosial yang tertinggi, mereka lebih
memilih produk yang higienis, terbaru, bermerk, dan kualitas yang sangat bagus.
Berbeda apabila pemasaran dilakukan untuk orang – orang yang berada pada kelas
sosial terendah. Penggunaan iklan pun kurang di gencarkan dan biasanya malah
lebih menggunakan promosi yang lebih kuat, karena kelas sosial yang rendah
lebih banyak mementingkan sebuah kuantitas suatu produk dengan harga yang
murah. Jadi berbeda sekali pemasaran yang dilakukan apabila melihat dari posisi
kelas sosial yang ada.
SUMBER :
http://roykesiahainenia.i8.com/materi_sospol/materi_6.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar